Adabuna : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan
http://ejournal.iaidalwa.ac.id/index.php/adabuna
<p><strong>ADABUNA: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan</strong>, is a journal published by the Postgraduate Program Institute of Islamic Studies of Darullughah Wadda'wah Bangil Pasuruan, published twice a year, June and December. This journal focuses its scope on educational issues and issues of thinking that are preferred about Islamic Education and Islamic Thought. We invite scientists, scholars, researchers and professionals in the field to publish the results of studies and research results in our journals. This journal publishes high-quality empirical and theoretical research covering all aspects of Education and Thought that are preferred on Islamic Education and Islamic Thought.</p>Program Pascasarjana Institut Agama Islam (IAI) Darullughah Wadda'wah Pasuruanen-USAdabuna : Jurnal Pemikiran dan PendidikanMetodologi Sains dan Agama
http://ejournal.iaidalwa.ac.id/index.php/adabuna/article/view/454
<p>Kajian ini didasarkan oleh pemikiran dasar bahwa hubungan sains dan agama bukan hubungan saling berlawanan. Tetapi bisa berkawan. Holmes Rolston, termasuk ilmuan Barat kontemporer yang memiliki dasar pemikiran demikian. Atas dasar itu Holmes mengajukan tesis bahwa, <em>antara teori dalam sains dan teologi dalam agama lebih banyak memiliki kesamaan dari pada perbedaannya. </em> Tesis ini mengandung masalah utama yang akan dikaji yaitu bagaimana suatu teori ilmiyah dan teologi itu dirumuskan. Sejauh ini dalam tradisi sains modern (sains Barat), teori ilmu pengetahuan dan teologi tidak bisa bertemu. Kajian Homes ini sebenarnya masuk ke wilayah basis filsafat ilmu yang menjadi dasar tumbuh berkembangnya suatu teori. Persoalan berikutnya adalah, apakah metolologi yang digunakan dalam sains, baik sains sosial atau sains humaniora itu dapat digunakan dalam penyelidikan agama?. Maka, ada empat masalah pokok yang dibahas oleh Holmes, yaitu <em>Pertama</em>, Teori, Keyakinan dan Pengalaman. <em>Kedua</em>, Model, pola dan paradigma. <em>Ketiga</em>, Objektivitas dan Keterlibatan. <em>Keempat</em>, Logika ilmiah dan agama. Paper ini akan mengkaji empat isu pokok di atas sebaimana tercantum dalam buku Holmes Rolston berjudul <em>ilmu dan agama sebuah survai kritis </em>bab Pertama, <em>metode penyelidikan sains dan agama.<br><br></em></p> <p><strong>Keyword</strong>: integrasi, sains, agama, Holmes Rolston</p> <p><em> </em></p>Zainal AbidinKholili Hasib
Copyright (c) 2021 Adabuna : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan
2021-09-132021-09-1311Filsafat Bimbingan dan Konseling Islam
http://ejournal.iaidalwa.ac.id/index.php/adabuna/article/view/443
<p><strong>Abstrak </strong></p> <p><em>Perdebatan para ahli tentang Bimbingan dan Konseling Islam (selanjutnya disebut BKI) sampai saat ini masih terus berlangsung. Perdebatan tersebut dimulai dari pertanyaan apakah BKI merupaakn keilmuan yang berdiri sendiri ataukah menginduk pada rumpuan keilmuan lain? Jika menginduk pada rumpun keilmuan lain, apak BKI masuk dalam rumpun keilmuan pendidikan ataukan rumpun keilmuan dakwah? Beberapa pertanyaan tersebut tidak selesai, bahkan cenderung memilki pertanyaan lanjutan. Sebagai bagaian dari induk dari segala ilmu, filsafat ilmu berusaha mengurai perdebatan tersebut. Penulis mencoba “membongkar” BKI baik dari sisi tiga penyangga ilmu dalam kajian filsafat. Tiga penyangga ilmu tersebut yaitu, ontologis, yang mempertayakan sumber pengetahuan BKI, dari sisi epistemologis, yang mempertanyakan metodologi dalam keilmuan BKI dan sisi aksiologis, yang mempertanyakan nilai/manfaat dari BKI. Ketiga penyangga ilmu tersebut jika diuraikan secara mendalam, akan ditemukan beberapa hal yang diperdebatakan.</em></p> <p> </p>Asep Rahmatullah
Copyright (c)
2021-10-042021-10-04111532Etika Keilmuan dan Tanggungjawab Sosial: Perspektif Filsafat Ilmu
http://ejournal.iaidalwa.ac.id/index.php/adabuna/article/view/490
<p>Pembahasan pokok tulisan ini tentang korelasi antara etika keilmuan dan filsafat ilmu. Kajian ini didasari oleh pandangan bahwa sumber etika adalah berasal dari agama. Oleh sebab itu, kajian tentang etika – dalam hal ini etika keilmuan – tidak bias sepenuhnya lepas dari diktum-diktum agama. Adapun problematika terkini soal etika adalah, pandangan yang mengkonfrontasi antara etika dan agama. Pandangan problematis ini berasal dari ideologi sekularisme dalam kehidupan keilmuan. Di sisi lain, sering timbul kekhawatiran dikalangan umat manusia karena banyak ilmuwan yang tidak bertanggungjawab dan mengesampingkan moral sehingga banyak kerusakan yang diakibatkan oleh tangan-tangan mereka. Analisis dalam artikel ini menggunakan pendekatan <em>tauhidi</em> dalam cara pandang tentang realitas keilmuan. Dari analisis yang dilakukan penulis menyimpulkan bahwa, etika sebagai bagaian dari cabang ilmu filsafat, dalam pandangan Islam perlu berdiri tegak di atas filsafat Ilmu Islam. Agar menghasilkan suatu produk keilmuan, filsafat ilmu berfungsi sebagai sarana untuk melakukan kerja ilmiah sehingga hasilnya-pun dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah pula. Sebab filsaafat ilmu memiliki tiga tiang penyangga yakni ontologi, epistemologi maupun aksiologi. Ketiga tiang penyangga itulah yang akan memberikan arahan kepada seorang ilmuwan dalam menghasilkan suatu produk keilmuan. Seorang ilmuwan dalam memproduksi suatu ilmu, selain ia harus mengutamakan segi keilmiahan, ia juga harus memperimbangkan tentang moral atau etika keilmuan yang berdasarkan nilai-nilai agama.</p>Jaudi Jaudi
Copyright (c)
2021-10-042021-10-04113351EARLY ISLAM IN NUSANTARA
http://ejournal.iaidalwa.ac.id/index.php/adabuna/article/view/444
<p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p>The history of the entrance of Islam became the most important and the most obscure event in the discourse of Indonesian history. The authors note two fundamental problems concerning this "Early Islam": terminological problems and geographical problems. By using structural approach and through the procedures of Heuristics, Source Criticism, Interpretation, and Historiography, the study found that Islam came to Banda-Maluku Islands since the first year of Hijri calendar, or between the 7th and 8th century, practiced by the nomadic Muslim travelers in several important cities, Banda and Ternate. Secondly, nutmegs and cloves were the main commodity trade that has captivated Muslim merchants to come to Banda Islands in the early period, thus, it made the region as the gate of Islam entrance in North Indonesia. Finally, the process of Islam institutionalization in the harbor cities such as Banda, Ternate, and Hitu reached its peak in the 13th and 14th century. This was evidenced by the changes of <em>Kolano</em> to Sultanate, the establishment of Islamic Confederation in Hitu and Banda, and the formation of OK (<em>Orang Kaya</em>, literally means “rich people”) “organization”—an organization of the rich people which regulated the trade issues. These findings are considered to make Banda Naira (Maluku) as the "new challenger" in the discourse of Early Islam in Indonesia.</p> <p> </p> <p><strong>Keywords:</strong> <em>Early Islam, Spices Trade, Nusantara</em></p>Muhammad Farid
Copyright (c)
2021-10-042021-10-04115261Konsep Ilmu dan Relasinya dengan Teori Kebenaran dalam Perspektif Tafaqquh Fi Al-Din
http://ejournal.iaidalwa.ac.id/index.php/adabuna/article/view/491
<p>Perguruan Tinggi, sebagai lembaga ilmiah, merupakan tempat berbagai macam kegiatan ilmu pengetahuan dalam rangka mengusahakan tercapainya tujuan kegiatan ilmiah. Salah satu kegiatan pokok untuk mengusahakan ilmu pengetahuan tersebut adalah kegiatan perkuliahan. Kegiatan perkuliahan diharapkan dapat mengantar, mendampingi mahasiswa mengusahakan demi tercapainya kejelasan dan kebenaran tentang pokok kajian tertentu. Agar kegiatan ilmiah dalam perkuliahan dapat sampai pada tujuan yang dikehendaki, perlu pemahaman tentang kebenaran ilmiah. Dalam upaya membahas kebenaran ilmiah, tulisan ini terlebih dahulu dijelaskan tentang pengertian ilmu pengetahuan dan kebenaran, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan teori tentang kebenaran. Selanjutnya akan dipaparkan salah satu jenis kebenaran, yaitu kebenaran ilmiah, sebagai kebenaran yang memang diusahakan dan dijadikan tujuan dalam kegiatan ilmiah. Penjelasansan berikutnya, akan ditempatkan pembahasan kegiatan perkuliahan sebagai kegiatan ilmiah yang mengusahakan tercapainya kejelasan dan kebenaran ilmu pengetahuan. Sedangkan pemaparan materi pada bagian akhir yaitu materi inti yang akan dibahas tentang analisis kritis tentang materi yang telah diuraikan sebelumnya dengan memperhatikan, antara lain; arti penting dan kegunaan dari materi sebelumnya bagi upaya mengembangkan wacana yang sedang dianalisis, kekurangan dan kelebihannya, serta hal-hal baru yang berkaitan dengan kemanusian dan keutamaan yang belum diungkapkan oleh sumber rujukan yang telah dikenal sebelumnya.</p>Aziz Akbar
Copyright (c)
2021-10-042021-10-04116286Konsep Pendidikan Iman dan Taqwa Perspektif Kitab Hidayatus Salikin Maslakil Muttaqqin
http://ejournal.iaidalwa.ac.id/index.php/adabuna/article/view/435
<p><em>The importance of knowing and exploring the nature of a servant, knowing and exploring the nature and devotion of a servant to his Lord. This study discusses the sincerity of a person in every act or deed of service. And provide knowledge about the importance of knowing the science of success and piety. This type of research is a literature study that thoroughly explores the contents of the book by KH. Abd Shamad Al Falimbani entitled Hidayatus Salikin Fi Suluki Maslakil Muttaqqin who knows about how and piety and the ease of a person to understand the importance of knowing the meaning of way and piety. And the focus of the research: 1) What is the concept of faith education in the book Hidayatus Salaikin Fisuluki Maslakil Mutaqqin? 2) what is the concept of taqwa in the book Hidayatus Salikin Fi suluki maslakil mutaqqin? 3) how is the relevance of faith and piety in the perspective of the book Hidayatus Salikin fi suluki maslakil mutaqqin?. From the results of this study we can conclude that the importance of knowledge and piety. Those who have been ordered to believe and fear Allah SWT anytime and anywhere regardless of time and place. because of how and the piety of every human being sometimes has ups and downs, so knowing how to know and determine how to become a servant is included in the category of believing and pious servants. Because a servant who has faith and piety is guaranteed to be happy in this world and in the hereafter.</em></p> <p> </p> <p> </p>Vialinda SiswatiSiti Rahmah
Copyright (c) 2021 Vialinda Siswati,Siti Rahmah
2021-10-072021-10-07118796